Sedikitnya lima orang tewas akibat bentrokan yang terjadi di lokasi
pertambangan emas di kawasan Gunung Botak, Desa Wamsaid, Kecamatan
Waeapo, Kabupaten Buru, Rabu kemarin.
Bupati Buru Ramly Umasugi
yang dihubungi, Kamis (12/7/2012) pagi ini, menyatakan, satu korban lain
mengalami luka serius. Sejauh ini, korban belum sempat teridentifikasi.
Hanya saja, yang terluka serius dievakuasi ke RSU Namlea, ibu kota
Kabupaten Buru.
"Korbannya belum teridentifikasi. Namun, bisa
dipastikan berasal dari penduduk setempat maupun warga Indonesia asal
luar Maluku yang melakukan penambangan emas tanpa izin (peti)," ujarnya.
Bupati
Ramly Umasugi yang sedang menuju Bandara Internasional Pattimura Ambon
untuk terbang ke Namlea menyatakan, aparat keamanan telah berhasil
mengendalikan bentrokan di sana. "Bentrokan telah dilerai dan
personel polisi/TNI AD mengendalikan stabilitas keamanan di sana,"
katanya.
Disinggung upaya Pemkab Buru untuk menangani peti, Ramly
menjelaskan, pihaknya sedang menunggu keputusan dari Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait pertambangan. "Jadi
penanganan untuk penambangan emas secara bertanggung jawab sudah
dilakukan Pemkab Buru. Hanya saja, masih menunggu keputusan Kementerian
ESDM," ujarnya.
Sebelumnya, salah satu warga Namlea, Rudy Tan,
mengatakan, sedikitnya tiga orang petambang emas di kawasan Gunung Botak
mengalami luka-luka ringan maupun berat akibat dibacok orang tak
dikenal pada 9 Juli 2012. Ketiga warga pendatang yang sedang
melakukan pengolahan material pasir dan tanah menggunakan mesin tromol
untuk mendulang logam mulia ini dibacok sehingga dilarikan ke RSU
Namlea.
Menurut Rudy, ketiga pendulang emas ini tidak diketahui
identitasnya karena mereka merupakan warga pendatang dari daerah lain,
serta satu korban di antaranya dalam kondisi kritis dan masih menjalani
perawatan intensif di RSU Namlea.
Perkelahian akibat perebutan
lahan tambang yang berujung kematian di lokasi peti Gunung Botak sudah
sering kali terjadi, tetapi sejauh ini aparat kepolisian belum menahan
satu pun tersangka dari sejumlah insiden.
Sejak lokasi
pertambangan emas rakyat ini ditemukan beberapa waktu lalu, terjadi
sejumlah insiden yang mengakibatkan korban jiwa maupun luka-luka seperti
tanggal 15 Mei 2012, atau tanah longsor pada lubang galian yang
menewaskan dua pendulang pada tanggal 11 Juni lalu, dan juga perebutan
lahan galian yang berakibat dua petambang tewas.
Pendulang yang
mengoperasikan mesin ini selalu bekerja 24 jam secara bergantian untuk
memisahkan butiran emas dari material tanah dan pasir.(Sumber)






0 komentar:
Posting Komentar